Dedi Nilai Ciayumajakuning Cukup
Tetap Apresiasi Gagasan \' Kunci Bersama’ Bupati Aang CIREBON - Wacana pembentukan provinsi baru yang disuarakan Bupati Kuningan Aang Hamid Suganda, menjadi bola liar. Berbagai elemen menanggapinya beragam. Bupati Cirebon Drs H Dedi Supardi MM termasuk yang memberikan apresiasi. Namun, dia menganggap wilayah Ciayumajakuning cukup untuk bisa dijadikan provinsi baru. Menurutnya, pembentukan provinsi baru harus tetap mengikuti aturan yang berlaku saat ini. Selama kementerian Dalam Negeri RI belum membuka moratorium tentang pemekaran wilayah kabupaten/kota atau provinsi, pembentukan provinsi baru akan mustahil. \"Sah-sah saja wacana itu dimunculkan, tapi kita harus mengacu pada aturan yang ada,\" ucapnya saat diwawancara Radar tadi malam. Lebih jauh, Bupati Dedi mengatakan, wilayah Ciayumajakuning sudah layak untuk jadi wilayah provinsi baru, melihat potensi yang ada (Cirebon, Indramayu, Majalengka, Kuningan) sudah mencukupi, mulai dari jumlah penduduk hingga pendapatan asli daerah di masing-masing kabupaten/kota. \"Ciayumajakuning juga sudah cukup untuk provinsi baru. Kabupaten Cirebon sendiri sudah ada ketetapan dari DPRD untuk mendukung pemekaran ini,\" katanya. Ketika disinggung mengenai kesiapan Kabupaten Cirebon apabila dijadikan ibukota provinsi tersebut, pihaknya menyerahkan sepenuhnya kepada orang yang mewacanakannya. \"Ya terserah Pak Aang saja,\" ucapnya. Sementara mantan wakil wali kota Cirebon, Dr H Agus Alwafier By MM mendukung wacana provinsi baru ‘Kunci Bersama’ (Kuningan, Cirebon, Ciamis, Cilacap, Brebes, Kota Banjar dan Majalengka) yang dilontarkan Bupati Aang. Sebab, wacana itu justru menguatkan pembentukan Provinsi Cirebon yang diusung Presidium Pembentukan Provinsi Cirebon (P3C). Agus Alwafier mengatakan, wacana yang dilemparkan Aang Hamid Suganda itu, sebagai bentuk baru dari keinginan Bupati Kuningan tersebut. Sebagai warga negara, Aang berhak mewacanakan sesuatu, termasuk pembentukan Provinsi Kunci Bersama. Namun, kata Agus, dengan wacana pembentukan provinsi Kunci Bersama tersebut, justru bermanfaat dan mendorong sekaligus menjadi dukungan kuat bagi P3C dalam memperjuangkan Provinsi Cirebon. Bagi Agus, wacana provinsi Kunci Bersama dari Aang Hamid Suganda, menunjukan pribadi Bupati Kuningan dua periode itu sebagai sosok politisi ulung. “Aang pandai memainkan peran. Nampaknya, dia sudah melakukan kajian dan mengetahui persis nilai kekayaan wilayah III Cirebon dan sekitarnya,” terang Agus Alwafier kepada Radar, Kamis (14/3). Agus menilai, kalimat yang disampaikan Aang memiliki dua dimensi makna. Satu sisi, memompa kinerja P3C untuk lebih bersemangat dalam memperjuangkan Provinsi Cirebon. Sisi lain, memantik reaksi daerah-daerah yang disebut akan bergabung dalam Provinsi Kunci Bersama itu. “Sekaligus memantik reaksi Gubernur Ahmad Heryawan. Sebelumnya, Aang mengetahui persis Gubernur Heryawan mendukung langkah P3C dalam berjuang,” bebernya. Dengan kata lain, kata Agus, Bupati Kuningan itu sangat mendukung penuh perjuangan P3C dalam mewujudkan Provinsi Cirebon. Karena kesejahteraan rakyat wilayah III Cirebon dan sekitarnya akan sangat meningkat dengan provinsi baru. Disadari, Agus menilai sosok Aang sebagai pendukung perjuangan P3C. Karena itu, wacana yang dilontarkannya bernada mirip dengan perjuangan P3C dalam membentuk provinsi baru pemekaran dari Provinsi Jawa Barat. Di samping itu, Agus menilai pernyataan dan wacana yang dilontarkan Bupati Aang, sangat lembut dan penuh kesadaran. “Itu bukan pernyataan emosional. Jelas sekali, Bupati Aang ingin segera ada provinsi baru di wilayah III Cirebon ini,” jelasnya. Ke depan, jika wacana yang dilontarkan Aang itu segera berproses, Agus tetap mendukung langkah tersebut. Meskipun, saat ini P3C sudah lebih dahulu berjuang dan sudah masuk kajiannya ke pemerintah pusat. Bahkan, agenda pembentukan Provinsi Cirebon sudah di depan mata. “Tinggal pembahasan di DPR RI dan ketok palu. Ini demi peningkatan kesejahteraan masyarakat Ciayumajakuning,” ucapnya. Terpisah, gagasan Bupati Aang untuk membentuk provinsi baru dalam lingkup kerjasama antar perbatasan yang disebut Kunci Bersama (Kuningan, Cirebon, Ciamis, Cilacap, Brebes, Kota Banjar dan Majalengka), disambut positif kalangan pengusaha. Tak terkecuali Direktur PT Puspita Cipta Group Kuningan, H Rokhmat Ardian. Pengusaha muda terkemuka di Kota Kuda itu menilai, gagasan provinsi Kunci Bersama merupakan ide spektakuler, cerdas dan visioner. “Saya tidak pernah menanggapi soal Provinsi Cirebon, tapi ketika muncul gagasan Provinsi Kunci Bersama sangat menarik. Sebagian daerah perbatasan Jawa Barat dan Jawa Tengah yang jauh dari ibu kotanya bersatu. Ini gagasan spektakuler,” tandas Presidium Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (Kahmi) Kuningan itu. Menurut Ardian, bersatunya daerah Kunci Bersama akan memadukan berbagai potensi ekonomi, seni dan budaya. Dari sisi infrastruktur, Kunci Bersama akan mengalami kemajuan pesat. Bidang pendidikan dan kesehatan juga akan jauh lebih meningkat. Akan muncul pengusaha-pengusaha daerah berlevel nasional, universitas, hotel, rumah sakit dan lainnya yang menasional. Apalagi, tidak bisa dipungkiri sebagian besar daerah Kunci Bersama terletak jauh dari ibu kotanya. Sehingga mengalami banyak ketertinggalan, terutama di sekitar daerah perbatasan. Misal Kabupaten Brebes, infrastrukturnya jauh tertinggal karena jauh dari ibu kota Jawa Tengah. “Sedangkan kita ketahui bersama ke-8 daerah tersebut memiliki potensi andalan. Misal Cilacap dengan kilang minyak, Cirebon pelabuhan, Kuningan geothermal dan lain-lain. Provinsi baru ini juga bisa menguasai laut selatan dan laut utara,” kata Ardian. Provinsi baru Kunci Bersama dinilainya juga akan membuat akses pelayanan publik semakin dekat. Sehingga, semua daerah bisa terurus secara merata. Ardian melihat, realisasi gagasan tersebut tidak akan terlalu sulit diwujudkan, mengingat daerah Kunci Bersama sudah membuktikan kerjasama dan tujuan murni pemerataan pembangunannya sejak deklarasi Kuningan Summit. Atau deklarasi cikal bakal terbinanya hubungan kerjasama Kunci Bersama. “Kerjasama perbatasan tersebut telah menjadi modal sosial dan politik Kunci Bersama untuk bersatu dalam sebuah provinsi baru,” tandasnya. Untuk itu, dia mendesak Bupati Kuningan selaku penggagas untuk mengomunikasikan rencana baik tersebut dengan bupati/wali kota Kunci Bersama. Meskipun sebenarnya secara informal, sebagian besar daerah Kunci Bersama sudah sepakat ke arah provinsi baru. Ardian melalui forum Kahmi Kuningan juga bertekad untuk ikut mengkaji ide Provinsi Kunci Bersama secara istimewa. Tentu dengan menghadirkan banyak narasumber ahli dari berbagai disiplin ilmu. “Selain itu, akan mengajak komponen lain untuk mendorong perwujudan Provinsi Kunci Bersama,” imbuhnya. (jun/ysf/tat/abd)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: